investasi yg membayar rutin

Kamis, 23 Juli 2009

Teknologi budidaya padi SRI


TEKNIS BUDIDAYA PADI

SISTEM OF RICE INTENSIFICATION

( S R I )




DENGAN MOTEDE SRI PRODUKSI PADI

MENCAPAI DIATAS 8 TON

Hasil uji coba penanaman Padi metode SRI pada Varitas Ciherang dengan jarak tanam 30 x 30 cm dibeberapa daerah menghasilkan :

Ø Populasi per Ha, 111.112 rumpun

Ø Jumlah anakan produktif per rumpun rata-rata 20 - 30 anakan

Ø Panjang malai rata rata 23,5 Cm

Ø Butir gabah bernas setiap malai 117 butir

Ø Berat gabah permalai rata-rata 3 gram

Bagaimana bisa mendapatkan produksi Padi diatas 8 ton ?. maka secara matematis perhitungan produksi Padi per Ha adalah sebagai berikut :

= Jumlah rumpun per HA x jumlah anakan produktif per rumpun x rata – rata berat gabah permalai

= Produksi per Ha : 111.112 rumpun x 25 anakan x 3 gram /rumpun = 8.333.400 gram. perHa = 8.333 Kg GKP/Ha = 8,33 ton gabah kering panen.


TEKNIS BUDIDAYA PADI METODE SRI

A.PENGOLAHAN TANAH.

Pengolahan tanah sempurna, dibajak sedalam 25 – 30 cm , digaru/sisir sampai lumpur sempurna dan diratakan kemudian diberi pupuk organik ( pupuk kandang, kompos dll )

B.PEMILAHAN BENIH BERNAS DENGAN LARUTAN GARAM DAN PERENDAMAN

Sebelum disemai perlakuan benih Padi sbb:

- Buat larutan garam dalam ember dengan perbandingan 10 : 1 dan rendam benih dalam larutan garam tersebut.

- Pisahkan benih Padi yang tenggelam kemudian cuci dengan air bersih

- Rendam benih yang bermutu ( tenggelam ) dalam air bersih selama 24 -48 Jam

- Setelah direndam benih dianginkan ( ditiris) selama 24 - 48 jam sampai berkecambah.

- Benih ditaburkan merata kedalam bedengan pesemaian yang telah diberi pupuk organik terlebih dahulu dan ditutup tanah tipis.

- Pesemaian di siram dan dijaga dari ganguan hama/ penyakit

C.PENANAMAN.

Penanaman bibit metode SRI pada umur 5 – 15 hari setelah semai, jarak tanam 30 x 30 cm ditanam dengan jumlah bibit perlubang satu ( tanam tunggal ) dan dangkal 1 – 1,5 cm, serta posisi perakaran seperti L.

D.PEMUPUKAN

Metode SRI sangat mengajurkan penggunaan pupuk organik ( pupuk kandang, kompos dll ) sebab selain memperbaiki struktur tanah juga bisa mengikat air, hanya mengingat ketersediaan pupuk organik yang terbatas maka penggunaan pupuk anorganik juga dianjurkan yaitu dengan dosis per Ha :

I. Pemupukan I , umur 7 – 15 HST, dosis Urea 100 Kg, Phonska 100 Kg.

2.Pemupukan II, umur 25 – 30 HST, dosis Urea 50 Kg , Phonska 50 Kg dan PPC 1ltr.

3.Pemupykan III, umur 40 – 45 HST , dosis Urea 50 Kg dan PPC 1 liter.

Untuk menghemat pupuk sebelum dipupuk adakan pengujian kesuburan tanaman dengan alat Bagan Warna Daun ( BWD ).

E. PENYIANGAN

Penyiangan dilakukan selain dengan herbisida juga dianjurkan dengan landak setelah berumur 10 hari dan diulang 2 – 3 kali interval 10 hari.

F, PEMBERIAN AIR

Pengairan dilakukan dengan cara terputus dan ketinggian air macak – macak 0,5 cm maksumum 2 cm. pada periode tertentu petakan sawah dikeringkan sampai tanah pecah - pecah


Perangkap keong mas.

G,PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Dengan cara pemakaian varitas tahan hama dan sehat, penanaman serentak. Hama belalang, walang sangit dan keong mas dibuat perangkap, wereng, ulat grayak ditabur abu, penggunaan pestisida adalah langkah terakir bila serangan lewat ambang ekonomi. Pengamatan secara teratur sangat dianjurkan untuk melihat perkembangan populasi hama dan musuh alami yang ada.

H. P A N E N

Pemanenan dilakukan setelah tanaman tua yang ditandai dengan menguningnya semua bulir padi dan bila digigit tidak berair.

Penanganan panen dan pasca panen dilaksanakan secara efektif dan efisien dengan prinsip menekan kehilangan dan kerusakan gabah hasil panen.


DINAS PERTANIAN & KETAHANAN PANGAN

KABUPATEN BOALEMO

1 komentar:

  1. Makasih infonya, menarik juga
    Sayang nggak ada fotonya.
    Tambah , biar menarik dan senang melihat artikelnya
    Syaiful R
    www.bapeluh.blogspot.com

    BalasHapus